JOGJA, diswayjogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul mengakui, selama dua bulan beroperasi, TPST Modalan masih belum optimal dalam mengolah sampah.
Pasalnya, sejak dioperasionalkan 14 November 2024 sampai kini TPST Modalan hanya mampu mengolah sampah di bawah 16 ton per hari.
Padahal, TPST yang dibangun menggunakan dana Ioan Bank Dunia sebesar Rp20,8 miliar itu digadang-gadang mampu mengolah sampah sampai 49 ton.
Kepala DLH Kabupaten Bantul Bambang Purwadi Nugroho mengatakan, salah satu alasan TPST Modalan belum optimal dalam mengolah sampah, karena bangunan TPST Modalan belum diserahterimakan dari Kementerian PUPR ke Pemkab Bantul.
BACA JUGA : Atasi Sampah yang Menggunung, TPST di Sleman Jadi Tombak Utama Pengelolaan
BACA JUGA : TPST Modalan Bantul Resmi Beroperasi, Diklaim Mampu Mengolah Sampah Sebanyak 49 Ton Per Hari
Pemkab Bantul masih menunggu proses serah terima TPST Modalan dari Kementerian PUPR ke Pemkab Bantul. Sebab, dengan belum adanya serah terima tersebut.
“Saat ini kami menuju pengoptimalan. Karena proses serah terima saat ini ada di Kementerian PUPR,” kata Bambang ditemui Selasa (14/1/2025).
Menurut Bambang, sejak dioperasikan pada 14 November 2024, TPST yang dibangun di atas lahan milik Pemerintah Kalurahan Banguntapan seluas 3.100 meter persegi dan menyerap tenaga kerja masyarakat sebanyak 46 orang itu baru sebatas uji coba pengoperasionalan.
Pemkab tidak bisa mengoptimalkan pekerja dan alat karena status dari TPST Modalan masih dalam tahap pemeliharaan. Alhasil, sampai saat ini TPST Modalan belum bisa mengolah sampah sebanyak 16 ton per hari atau jauh dari kapasitas maksimal yang dimiliki.
BACA JUGA : DLH Bantul Terus Lakukan Uji Coba Jelang Launching Operasional TPST Modalan
BACA JUGA : Lakukan Pengelolaan Sampah Mandiri, BBWS Serayu Opak Studi Tiru ke UMY
“Target sampai 31 Desember 2024 kemarin kan 16 ton. Sampai sekarang belum bisa 16 ton per hari. Sehingga masih butuh waktu,” kata Bambang.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Bantul, Rudy Suharta menambahkan, karena kapasitas produksi sampah di TPST Modalan yang ouputnya berupa abu belum optimal.
Oleh karena itu pihaknya belum bisa memastikan kapan workshop pengolahan abu sampah menjadi bahan bangunan di Guwosari bisa dilakukan. Sebab, untuk mengoperasionalkan workshop tersebut dibutuhkan bahan baku berupa abu sampah dari TPST Modalan.