Pakar sekaligus Guru Besar Universitas Gadjah Mada UGM di bidang Mikrobiologi Klinik, Tri Wibawa, menjelaskan bahwa virus HMPV bukanlah virus baru.
BACA JUGA : Dinkes Bantul Catat Ada 127 Kasus Baru HIV/AIDS Sepanjang Januari Sampai September 2024
BACA JUGA : Kasus HIV/AIDS di DIY Terus Meningkat, Dinkes Lakukan Sosialisasi dan Edukasi Sebagai Upaya Pencegahan
Virus ini sudah beredar lama di seluruh dunia, dan bahkan diyakini bahwa setiap orang pernah terinfeksi di masa kecilnya. Namun, virus ini sendiri baru diidentifikasi secara gamblang tahun 2001.
“Sudah dikonfirmasi oleh otoritas Cina bahwa HMPV yang menyebar di China saat ini adalah strain lama,” tutur Tri.
Ia pun menjelaskan virus ini mirip dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 dalam beberapa hal. Salah satunya adalah infeksi pada saluran pernapasan, yang kemudian menimbulkan gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, nyeri tenggorokan, mengi.
Bahkan, kadang pada orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dapat menimbulkan infeksi pada saluran napas bawah yang parah.
BACA JUGA : Kasus Demam Berdarah Kian Meningkat, Dinkes Kota Jogja Lakukan Kerja Sama dengan Pusat Kedokteran UGM
BACA JUGA : Pemerintah Gratiskan Pemeriksaan Kesehatan, Dinkes Gunungkidul Latih Kader Posyandu
Selain itu, virus ini pun memiliki penularan yang sama melalui droplet dan cairan tubuh yang mengkontaminasi dan kontak langsung dengan penderita.
“[Virus HMPV] dapat menyerang manusia secara berulang,” tuturnya.
Meskipun mirip, imbuhnya, secara teoritas virus ini tidak menyebabkan penyakit fatal. Bahkan, pada kebanyakan orang, sama seperti influenza, penyakit ini dapat sembuh sendiri.