Dari jumlah tersebut yang laku terjual hanya 9 ekor. “Jadi transaksi mengalami penurunan hampir 80 persen,” ujar dia.
BACA JUGA : Kasus PMK Kembali Ditemukan, Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas Penanggulangan PMK
BACA JUGA : Upaya Cegah Penyebaran Lebih Luas, DPKP DIY Maksimalkan Vaksinasi PMK
Pada hari Jumat, pantauan hingga pukul 08.00 WIB, hanya ada sekitar 115-120 ekor sapi yang dipasarkan di Pasar Hewan Ambarketawang. Jumlah tersebut masih cukup jauh dari jumlah di waktu normal.
Aktivitas pasaran juga tidak seramai biasanya. Apalagi di tambatan ternak kambing hampir seluruhnya kosong hanya tampak beberapa ekor saja.
Pemerintah Kabupaten Sleman, menurut Yuda, memiliki kebijakan tidak menutup pasar hewan meskipun angka kasus mengalami trend peningkatan. Pertimbangannya, agar ekonomi masyarakat pedagang ternak tetap berjalan.
Adapun untuk mengendalikan laju penularan, pihaknya memantau lalulintas ternak yang keluar masuk area pasar dengan cara memperketat pengawasan.
BACA JUGA : Tiap Hari Kian Meningkat, Pemkab Gunungkidul Gencar Vaksinasi untuk Atasi Kasus PMK
BACA JUGA : DP3 Sleman Laksanakan Peningkatan Surveilans untuk Antisipasi PMK
Sapi yang datang, terlebih dahulu diskrining sebelum masuk pasar. Skrining dilakukan oleh dua dokter hewan yang berjaga di depan gerbang masuk. Jika dalam pemeriksaan ditemukan ada ternak bergejala PMK maka pedagang akan diminta untuk putar balik.
Adapun ternak yang lolos skrining, maka diperbolehkan masuk pasar dengan melewati gerbang disinfeksi.
“Jadi benar-benar ternak yang sehat, tidak menunjukkan gejala penyakit PMK yang boleh masuk. Ternak dan kendaraan juga disemprot, ini benar-benar kami antisipasi dari awal,” katanya.
Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh area pasar hewan selepas kegiatan pasaran.
BACA JUGA : Menko PMK Pratikno Ingatkan Lulusan Harus Jadi Insan Pembelajar Hadapi Era Perubahan
BACA JUGA : Upaya Berantas PMK, DPKH Gunungkidul Sebarkan 20 Ribu Lebih Dosis Vaksin ke Seluruh Wilayah Kabupaten
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Suparmono mengatakan kasus PMK di Kabupaten Sleman kembali muncul dan mulai terdeteksi sejak Februari 2024 lalu.