Jika dilihat frekuensinya secara mtm selama 2024 emas perhiasan tercatat 9 kali, kemudian beras frekuensinya 6 kali, bawang merah 6 kali, tomat 4 kali, telur ayam ras 4 kali, cabai merah 4 kali, disusul komoditas lainnya.
BACA JUGA : Strategi 4K dan Optimalisasi Kios Segoro Amarto Untuk Mengendalikan Inflasi Kota Yogyakarta
BACA JUGA : Pemprov Jateng Perkuat Sinergi, Laju Inflasi Aman Terkendali
“Ini jadi informasi penting untuk pengendalian inflasi di tahun yang akan datang,” jelasnya.
Sementara itu inflasi secara tahunan 1,28%, relatif lebih rendah dari tahun lalu dan berdasarkan kelompok pengeluaran andil tertinggi dari kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,51%. Ini disebabkan karena kenaikan harga emas perhiasan.
Kedua kelompok makanan minuman, dan tembakau dengan andil 0,22%, ketiga kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,13%.
“Satu-satunya yang menyumbang deflasi 2024 ini adalah kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan andil deflasi 0,02%.”
BACA JUGA : Jelang Idul Fitri, Inflasi Mont To Month di DIY pada Maret 2024 Capai 0,43 %
BACA JUGA : Inflasi Kabupaten Tegal di Akhir 2023 Tinggi, Capai 3,68 Persen
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan pada Desember 2024 terjadi inflasi 0,44% secara bulanan atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,33 pada November 2024 menjadi 106,80 pada Desember 2024.
Sementara inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 1,57% pada Desember 2024, besarannya sama karena pembandingnya sama Desember tahun lalu.
“Inflasi bulanan Desember 2024 lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 dan juga inflasi Desember 2023,” ucapnya.