JOGJA, diswayjogja.id - Peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi perhatian di wilayah Kota Yogyakarta.
Dalam satu tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat kenaikan kasus hingga 70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dimana untuk tahun ini penderita DBD tahun 2024 sebanyak 283 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 sebanyak 86 orang.
Cuaca di Kota Yogyakarta yang tidak menentu dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor pemicu utama.
BACA JUGA : Rekomendasi Tempat Liburan Akhir Tahun Tersembunyi di Yogyakarta, Situs Candi Abang Bersejarah yang Unik
BACA JUGA : 47 Ribuan Penumpang di Yogyakarta, Okupansi Kereta Mencapai 95 Persen
Untuk itu, Pemerintah Kota Yogyakarta menghimbau masyarakat untuk aktif menjalankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dan mandiri.
Hal ini disampaikan oleh Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (27/12).
Endang mengatakan, selain PSN, penerapan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, serta menggunakan obat nyamuk dan memasang kelambu saat tidur menjadi langkah untuk mencegah gigitan nyamuk aedes aegypti.
BACA JUGA : Pertahankan Anggaran Makanan Bergizi, UMY Gandeng Korporasi
BACA JUGA : Event Sambut Tahun Baru di Sleman, Dari Hotel Bintang 5 Hingga Kesenian Jathilan di Kaliurang
Peran Aktif Warga
Pihaknya juga menyampaikan, pentingnya peran aktif warga dalam menekan angka penyebarakan DBD.
“Gerakan satu rumah satu jumantik harus dihidupkan lagi di kampung dan perkantoran. Selain itu, masyarakat wajib melakukan 3M plus dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju panjang atau menggunakan kelambu,”imbuhnya
Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga telah mengintensifkan penyuluhan langsung kepada masyarakat mengenai bahaya DBD dan langkah pencegahannya melalui fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
“Kami menghimbau kepada orang tua harus lebih waspada dihari ke 4-5 ketika anak atau keluarga mengalami panas tinggi. Jika terjadi maka segera dibawa ke puskesmas. Disana kita ada pendeteksian DBD yakni NS1. Karena penting menghitung hari panas ke 4-5,”jelas Endang.