YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Roti Kembang Wasatu kuliner tradisional khas Kotagede, Yogyakarta, yang memiliki sejarah panjang sejak era Kerajaan Mataram Islam. Kue ini dikenal dengan bentuknya yang menyerupai bunga waru, lengkap dengan delapan kelopak yang melambangkan delapan laku seorang pemimpin atau "hasto broto".
Filosofi ini mencerminkan delapan elemen alam: tanah, air, angin, api, matahari, bulan, bintang, dan langit, yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin yang bijaksana.
Salah satu penjaga tradisi pembuatan Roti Kembang Waru adalah Pak Bas, yang telah memproduksi kue ini sejak tahun 1983 bersama istrinya, Bu Gidah. Mereka berdua setia menjaga resep dan metode pembuatan tradisional, termasuk memanggang roti menggunakan tungku arang. Lokasi produksi mereka berada di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, dan hingga kini, mereka masih aktif menerima pesanan dari berbagai kalangan.
Proses pembuatan Roti Kembang Waru dimulai dengan mencampurkan bahan-bahan seperti tepung terigu, gula, telur, dan vanili. Adonan kemudian dituangkan ke dalam cetakan khusus berbentuk bunga waru dan dipanggang hingga matang. Penggunaan cetakan ini memastikan setiap roti memiliki bentuk dan ukuran yang seragam, sesuai dengan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.
BACA JUGA : Jenang Pasar Ngasem Yu Jumilah, Kuliner Jogja yang Jadi Buruan Banyak Wisatawan
BACA JUGA : Ngopi dengan Pemandangan Sawah? Wisata Terbaru 2024 Kuliner Jogja, Sensasi Kopi Klotok Banyak Pelanggannya!
Selain kelezatannya, Roti Kembang Waru juga sarat dengan nilai historis dan budaya. Pada masa lalu, kue ini sering disajikan dalam acara-acara penting kerajaan dan menjadi simbol kemakmuran serta keharmonisan.
Hingga kini, masih dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional dan menjadi oleh-oleh khas bagi wisatawan yang berkunjung ke Kotagede.
Pak Bas dan Bu Gidah telah menjadi ikon dalam pelestarian kuliner tradisional ini. Dedikasi mereka dalam mempertahankan resep asli dan metode pembuatan tradisional membuat Roti Kembang Waru tetap eksis di tengah gempuran modernisasi kuliner.
Mereka berharap generasi muda dapat melanjutkan tradisi ini agar warisan budaya tidak punah.
BACA JUGA : Sensasi Kuliner Jogja 2023! Inilah 12 Restoran Baru yang Wajib Dicoba
BACA JUGA : Wow Ternyata Kuliner Jogja juga Termasuk Dalam Kekayaan Budaya! Yuk cari Tau Beritanya
Bagi wisatawan yang ingin mencicipi Roti Kembang Waru, berkunjung ke rumah produksi Pak Bas di Purbayan, Kotagede, adalah pilihan yang tepat. Selain dapat menikmati kelezatan kue tradisional ini, pengunjung juga bisa menyaksikan langsung proses pembuatannya dan belajar tentang sejarah serta filosofi yang terkandung di dalamnya.
Harga yang ditawarkan untuk setiap potong Roti Kembang Waru pun terjangkau, sekitar Rp2.300 per buah. Dengan harga tersebut, pengunjung dapat menikmati cita rasa autentik yang telah bertahan selama puluhan tahun. Kelezatan dan keunikan bentuknya menjadikan kue ini sebagai buah tangan yang istimewa dari Yogyakarta.
Selain sebagai kuliner, Roti Kembang Waru juga menjadi simbol kekayaan budaya dan sejarah Kotagede. Keberadaannya mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan leluhur dan menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui kue ini, generasi muda diajak untuk mengenal dan mencintai budaya lokal yang sarat makna.