Dinkes Bantul Catat Angka Prevalensi Stunting Alami Peningkatan 0,27 Persen di Agustus 2024

Rabu 13-11-2024,10:29 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul kini telah mencatat angka prevalensi stunting di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan yakni 0,27 persen pada bulan Agustus 2024, dibandingkan dengan bulan Juni 2024.

Di mana pada bulan Agustus 2024 angka prevalensi stunting di Bantul telah tercatat di angka 7,28, sementara angka prevalensi di bulan Juni 2024 angkanya mencapai 7,01.

“Untuk September 2024, belum. Ya, ada peningkatan 0,27. Untuk kapanewon yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi masih di Kapanewon Imogiri,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiyantara, Selasa (12/11/2024).

BACA JUGA : Bawaslu Bantul Tindak Lanjuti Enam Dugaan Pelanggaran Sejak Awal Tahapan Hingga Masa Kampanye Pilkada 2024

BACA JUGA : Oase Hijau di Atap Phoenix Hotel Yogyakarta, Upaya Kota Pelajar dalam Mendukung Keberlanjutan Lingkungan

Agus sendiri enggan mengungkapkan mengenai apa yang menjadi penyebabnya dengan adanya peningkatan angka prevalensi stunting tersebut.

Meski demikian, Agus mengaku saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berusaha untuk menekan angka prevalensi stunting tersebut.

“Jangan sampai di 2025 ada peningkatan nantinya. Untuk itu kami terus melakukan evaluasi terkait penanganan stunting dan melakukan berbagai terobosan agar angka prevalensi stunting ini bisa ditekan,” imbuhnya.

Menurut Agus, persoalan stunting sangat kompleks. Karena kata ia, tidak hanya mengenai masalah pemenuhan gizi saja, akan tetapi juga menyangkut pada pola asuh anak.

Alhasil, anak yang mengalami stunting, menurut Agus tidak hanya terjadi di keluarga dengan ekonomi yang rendah saja, tetapi juga terjadi di keluarga dengan ekonomi menengah dan atas.

BACA JUGA : Siapkan Pilkada 2024 yang Aman dan Nyaman, KPU Sleman Adakan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara

BACA JUGA : Ratusan Gamers Sleman Berlaga di Peace Village, Kompetisi E-Sport Paslon Harda Kiswaya-Danang Maharsa

“Karena saat ini banyak anak yang diasuh oleh orang lain. Kami mencatat ada 41 persen anak yang diasuh oleh orang tua di Bantul. Dan, ini menjadi salah satu faktor penyebab adanya stunting,” lanjut Agus.

Diakui oleh Agus, untuk anak yang diasuh dengan selain oleh orang tua cukup sulit untuk melakukan intervensi, pencegahan dan penanganan stunting. Hal ini berbeda saat anak yang diasuh oleh orang tua sendiri.

“Karena biasanya kalau bukan orang tua yang mengasuh, anak itu cenderung tidak menghabiskan makanan akan dibiarkan saja. Ini yang cukup susah untuk diturunkan,” jelasnya.

Kategori :