Baju Adat Jogja: Sejarah Singkat, Keunikan Hingga Fungsinya

Kamis 31-10-2024,11:16 WIB
Reporter : Dikana Alfina
Editor : Syamsul Falaq

Sejarah Singkat Baju Adat Jogja

Perkembangan baju adat di Kota Gudeg tidak terlepas dari Kasultanan Yogyakarta sejak kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwana I atau HB 1 sekitar tahun 1755.

Ada banyak sekali jenis pakaian adat yang tercipta dan itu meliputi kelengkapan seperti pakaian, ikat kepala, keris, dan lain-lain.

BACA JUGA :  Pasar Legi Kotagede: Pasar Tradisional Tertua Yogyakarta dan Ramai dengan Dagangan Beragam

BACA JUGA :  Jajanan Kipo Khas Kotagede Yogyakarta, Kuliner yang Mulai Jarang Ditemukan

Tapi seiring perkembangan zaman, pakaian adat Jogja juga dipengaruhi banyak hal, termasuk masa penjajahan Jepang dan juga Belanda di Indonesia.

Meski Jogja punya kontrak politik yang membuat Sultan otomatis jadi Gubernur, namun baju adatnya tetap terpengaruh.

Pengaruh Eropa yang paling mudah dilihat adalah pada pakaian prajurit Keraton Jogjakarta, yaitu sekitar tahun 1816-1823 berbagai desain Eropa dipakai untuk pakaian prajurit.

Bahkan sampai sekarang, kamu akan dengan mudah melihat pakaian prajurit yang bernuansa Eropa di sekitar Jogja, apalagi saat ada acara besar yang diadakan keraton.

Keunikan atau Karakteristik Baju Adat Jogja

Ciri khas yang dimiliki oleh baju adat Jogja adalah mayoritas bahan yang digunakan adalah beludru berwarna hitam.

BACA JUGA : Mengulik Alasan Yogyakarta Disebut Daerah Istimewa, Simak Ulasan Lengkapnya

 

BACA JUGA : Sejarah Kampung Pandeyan, dari Pandai Besi hingga Jadi Pusat Ragam Budaya Yogyakarta

Selain terletak pada bahannya, keunikan lain yang dimiliki adalah beberapa pakaian adat pria memiliki motif yang feminim seperti bunga-bunga dan d itambah pada hiasan kepala yang lebih menonjol jika dibandingkan dengan Solo.

Fungsi Baju Adat Jogja

Kategori :