Perjalanannya menjajakan dagangan gudeg dilakukan tanpa menyerah karena ia rela berjualan dengan menggunakan becak pulang pergi.
Sedikit demi sedikit bisnisnya mulai berkembang dan terkumpul untuk membeli tanah serta bangunan rumah.
Tepat di tahun 1985 dia membuka warung makan Gudeg dengan nama Gudeg Yu Djum di Wijilan.
Diketahui nama tempat makannya tersebut berawal dari para pelanggan yang sering memanggilnya “Yu” yang berarti singkatan dari “mbakyu”.
Panggilan mbakyu sendiri diberikan untuk orang lebih tua khusus perempuan dalam bahasa Jawa.
Sementara itu kata “Djum” dalam nama tempatnya berasal dari nama pendek dari sang pendiri yaitu Djuwariyah.
Jadi Kuliner Legendaris Khas Jogja
Sejak itu tahun ke tahun bisnis Gudeg Yu Djum semakin populer dan dikenal oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya.
BACA JUGA : Warga Bong Suwung Jogja Bongkar Rumahnya Sendiri Tanpa Bantuan Alat Berat
BACA JUGA : Sekaten: Sejarah dan Keunikan Tradisi yang Berasal dari Yogyakarta
Diketahui pada tahun 1993 dapur utamanya yang berada di Kampung Karangasem mulai difungsikan menjadi warung makan untuk menjual gudeg.
Sehingga tempat makannya yang berada di Kampung Karangasem menjadi tempat Gudeg Yu Djum Pusat karena sejak awal menjadi dapur dan warung utama.
Bisnis Gudeg Yu Djum saat ini jadi kuliner yang wajib untuk dikunjungi ketika berlibur ke Jogja.