DISWAY JOGJA - Bali selalu menawarkan destinasi wisata terbaru 2024 yang tidak biasa. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan tradisi Ramadan unik di Pulau Dewata.
Sebagainya diketahui, mayoritas penduduk Bali beragama hindu. Meski begitu, Bali tetap menjadi pulau multi-agama. Pasalnya masih ada bisa ditemukan beberapa desa Muslim di Bali.
Beberapa desa Muslim di Bali di antaranya adalah Desa Wanasari, Desa Kepaon, Desa Air Kuning, Desa Pegayaman, dan Desa Gelgel.
BACA JUGA : 4 Ide Perjalanan Destinasi Wisata Terbaru 2024 Indonesia untuk Kaum Backpacker yang Harus Dicoba Selain Bali
Desa-desa Muslim tersebut kemudian menjadi daftar destinasi wisata terbaru 2024 yang sangat cocok untuk dikunjungi di Bali pada saat momen Ramadan dan Lebaran.
Saat berkunjung ke desa Muslim di Bali yang menjadi destinasi wisata terbaru 2024, para pelancong mendapat kesempatan untuk melihat tradisi unik selama Ramadan.
Bagi desa-desa Muslim tersebut, Ramadan adalah bulan suci. Dan Mereka percaya bahwa Ramadan menjadi momen bagi mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sesama muslim.
BACA JUGA : Destinasi Wisata Terbaru 2024 Bali? 5 Tempat Terbaik untuk Liburan Bersama Anak-anak di Pulau Dewata
Oleh karenanya, umat Islam Bali khususnya di desa-desa yang menjadi destinasi wisata terbaru 2024 sejak dahulu telah menciptakan beberapa tradisi yang memungkinkan agar bisa berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga besar atau kerabat.
Dikutip DISWAY JOGJA dari indonesia.travel, berikut adalah ulasan lengkap mengenai destinasi wisata terbaru 2024 Bali khususnya desa-desa Muslim di Pulau Dewata yang memiliki tradisi unik selama Ramadan.
1. Desa Kepaon (Denpasar)
Tradisi unik Ramadan yang dimiliki Desa Kepaon bernama Megibung. Megibung merupakan tradisi menyantap menu berbuka puasa dalam satu wadah bersama-sama.
Tradisi ini diyakini sudah ada sejak lama dan sudah turun-temurun dilestarikan. Megibung dipercaya mampu mempererat rasa persaudaraan antar-warga di Desa Kepaon. Tradisi unik Ramadan Megibung biasanya dilakukan di masjid pada hari ke-10 Bulan Suci Ramadan.
Pada saat tradisi ini dilakukan, satu wadah kontainer atau nampan yang akan menampung makanan yang bisa dimakan empat hingga enam orang. Setelah semua siap, selanjutnya orang-orang akan duduk mengelilingi wadah dan makan bersama.