Menara Waterleideng Menyerupai Pisa Italia, Walkot Tegal Minta Dilengkapi Lift dan Teropong Bintang

Sabtu 27-01-2024,08:00 WIB
Reporter : K. Anam Syahmadani
Editor : M. Fatkhurohman

TEGAL, DISWAYJOGJA - Selain Gedung Birao atau Gedung SCS, di Kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal terdapat bangunan bersejarah lainnya yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Bangunan tersebut adalah Menara Air PDAM atau Menara Waterleideng. Jika Gedung SCS dijuluki Si Kembar Lawang Sewu Semarang, Menara Waterleideng disebut menyerupai Menara Pisa Italia.

Angin berhembus cukup kencang di Kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal, Jumat siang (26/1/2024). Kencangnya hembusan angin membuat beberapa daun Pohon Tabebuya berguguran. Tidak jauh dari jatuhnya daun itu, Sang Saka Merah Putih berkibar di pucuk tiang yang berada di Halaman Menara Waterleideng. Sementara sang menara, tetap tegak menjulang.

BACA JUGA:Gedung SCS Tegal yang Berusia Ratusan Tahun, Masuk Ceruk Wisata Minat Khusus

Menara berdiameter 11 meter itu memiliki ketinggian 30 meter dengan luas bangunan 95 meter dan berdiri di atas tanah seluas 4.058 meter. Tepat di atas pintu menara tersebut, tertulis Anno 1930, yang berarti Tahun 1930. Tulisan tersebut menjadi penanda tahun kelahiran menara yang juga sempat dikenal sebagai Watertoren itu.

Menurut sumber resmi, menara ini dibangun oleh Tower Waterleideng Beedrif of Province Midden Java sebagai implementasi Politk Etis zaman Hindia Belanda. Sesuai namanya, Menara Waterleideng berfungsi untuk menyediakan suplai air untuk masyarakat Tegal, saat Tegal masih menyandang status sebagai Gementee yang dipimpin Burgemeester atau wali kota.

Pada masa pendudukan Jepang, sempat berubah nama menjadi Suwido, namun fungsinya tetap sama sebagai menara air. Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan di Jakarta, Menara Waterleideng menjadi bagian dari Perusahaan Saluran Air Minum. Sirine Watertoren kala itu dijadikan tetengger atau penanda waktu berbuka puasa dan imsak saat Ramadan.

BACA JUGA:7 Tempat Wisata Paling Favorit 2024 di Semarang yang Cocok Buat Liburan Keluarga

Pada 1975, Perusahaan Saluran Air Minum berganti menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sekarang berubah nama menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Bahari Kota Tegal. Perumda yang saat ini dipimpin Hasan Suhandi inilah yang kini bertanggung jawab mengelola bangunan bersejarah tersebut.

Setelah Kawasan Jalan Pancasila direvitalisasi Pemerintah Kota Tegal, Menara Waterleideng pun ikut dipercantik. Cat diperbarui, didominasi warna putih dan biru. Di atas pucuk menara diberi tulisan Van Tegal, yang bermakna Dari Tegal. Pada malam hari, Menara Waterleideng berhiaskan lampu warna-warni, sehingga menambah eksotika dan memanjakan mata setiap orang yang memandangnya.

Seperti Gedung SCS, Menara Waterleideng juga menjadi spot favorit untuk berfoto. Terlebih, bagi mereka yang berasal dari luar kota, karena menara ini cukup ikonik dan dapat memvalidasi keberadaan seseorang ketika sedang berada di Kota Tegal. Sehingga, berfoto dengan latar Menara Waterleideng semacam menjadi keharusan bagi para pelancong.

Tidak sedikit pula masyarakat yang pernah menjajal untuk naik ke atas Menara Waterleideng. Namun, memang bukan perkara mudah bagi orang-orang yang takut ketinggian, karena akses menuju ke atas hanya mengandalkan tangga yang ada di dalam menara. Bisa-bisa membuat lutut kaki bergetar, jantung berdebar, dan keringat dingin bercucuran.

Beberapa waktu lalu, ide pengembangan cagar budaya tersebut kembali dicuatkan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono. Tepatnya, saat memberi sambutan dalam acara Peresmian Musala Perumda Air Minum Tirta Bahari, Selasa (23/1/2024). Tidak tanggung-tanggung, wali kota meminta Menara Waterleideng dilengkapi lift dan teropong bintang, dengan standar keamanan yang memadai.

“Agar pengunjung bisa naik ke atas. Di sana ada pengaman besi, diberi marmer, tempat duduk, dan ada teropong bintangnya. Satu ke atas, dua yang kecil,” kata wali kota.

BACA JUGA:Info Penting!! 5 Tempat Wisata Terbaru 2024 di Semarang yang Viral Banget, Dijamin Seru dan Hits Abis Deh!

Dengan fasilitas tersebut, masyarakat bisa berkunjung ke atas dan menikmati pemandangan Kota Tegal maupun di angkasa. Selain itu, teropong bintang tersebut nantinya juga bisa digunakan untuk kegiatan rukyatul hilal Kementerian Agama. Saat itu, wali kota meminta Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Siswoyo untuk menghitung jumlah anggaran yang dibutuhkan.

“Coba dihitung berapa anggarannya Pak Sis,” instruksi wali kota disambut anggukan kepala Bakeuda

Ide mengembangkan Menara Waterleideng tersebut disambut baik oleh warga, salah satunya Nadia Pasha, 23. Menurut Nadia, jika memang bangunan tersebut memenuhi standar kelayakan untuk dikembangkan, maka akan menjadi daya tarik wisata. Apalagi, lokasinya berada di pusat kota, yakni Kawasan Jalan Pancasila dan Alun-Alun Tegal.

”Pasti nantinya banyak orang yang tertarik ke tempat wisata tersebut. Nah, ini sangat-sangat bisa menambah citra Kota Tegal, juga agar semakin dikenal oleh warga kota lain,” ujar mahasiswi Universitas Pancasakti Tegal yang juga pernah dinobatkan sebagai Duta Kampus 2023 yang saat ini tengah sibuk merampungkan skripsi itu. (*)

Kategori :