DISWAYJOGJA – Pemda DIY melalui Dinas Perhubungan DIY meluncurkan 50 unit Becak Kayuh Bertenaga Alternatif ‘Berkreatif’. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya mendorong penurunan emisi di DIY, khususnya di kawasan Sumbu Filosofi selaras dengan penetapannya sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. BACA JUGA:Hasil Simulasi Pencoblosan, Surat Suara Terlalu Lebar Hingga Pendaftaran Pemilih Jadi Kendala
Peluncuran Berkreatif tenaga listrik pun sekaligus menjadi upaya untuk menjaga eksistensi kendaraan tradisional becak kayuh. ”Puji syukur karena kita masih dapat menjadi bagian dari momentum yang menandai awal transformasi di bidang transportasi rakyat dan perkotaan di DIY ini. Yang dapat pula dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan harmoni antara tradisi dengan teknologi,” tutur Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada Launching Berkreatif, Sabtu (23/12) di Tempat Khusus Parkir Ketandan, Ketandan Wetan, Yogyakarta. BACA JUGA:Tegal Culture Summit, 20 Peserta Ramaikan Lomba Seni Tradisi Tegal
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X yang biasa disapa Sri Paduka mengatakan, becak kayuh merupakan salah satu ikon Jogja, bagian tak terpisahkan dari nostalgia tentang Jogja. Dimana agar tetap hidup, tradisi atau budaya tidak boleh stagnan. Terdapat dinamika zaman yang harus diikuti, tanpa harus menghilangkan esensi tradisi atau budaya dimaksud. BACA JUGA:Diduga Depresi Lantaran Gangguan Psikologis, Pria di Kalierang Tewas Usai Terjun ke Sumur
”Ada pula kewajiban untuk ‘memanusiakan manusia’ yang harus terus diupayakan, terlebih karena ini sudah menjadi komitmen jangka panjang DIY. Untuk itu, saya mengapresiasi diluncurkannya becak kayuh dengan tenaga alternatif beserta sarana prasarana pendukungnya pada hari ini,” ujar Sri Paduka. “Terlepas dari capaian yang hari ini kita rayakan bersama, momentum ini barulah awal, satu dari sekian banyak milestone yang harus kita catatkan, demi menjadikan transportasi DIY yang lebih ramah bagi lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Serta yang sekaligus dapat mempertegas karakter yang selama ini telah melekat dan menjadi bagian dari jati diri DIY,” ungkap Sri Paduka.
BACA JUGA:Simulasi Pemilu, Warga Mangkukusuman Protes Tak Bisa Nyoblos Sri Paduka menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY atas keseriusan dalam membangun prototype becak yang paling layak dari segi teknis. Dimana tentunya secara langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi kelayakan segi non teknis. BACA JUGA:Dana Keistimewaan, Terdistribusi ke OPD Pemda DIY dan Kabupaten dan Kota Hingga Kalurahan
Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menyebutkan, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong disusun dalam rangka untuk melindungi dan menjaga eksistensi moda transportasi tradisional. Khususnya becak kayuh yang semakin lama tergerus oleh keberadaan becak motor.
Becak motor yang beroperasi di berbagai wilayah di Kota Jogja saat ini sebenarnya merupakan suatu hal yang tidak sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. BACA JUGA:Sri Sultan Dorong Produksi Film RA Kartini, Teguhkan Identitas Pendidikan di DIY
“Dalam rangka menjaga eksistensi kendaraan tradisional khususnya becak kayuh, adanya penggunaan teknologi tentunya menjadi suatu hal yang memungkinkan selama sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui anggaran dana keistimewaan pada 2022 telah melaksanakan kegiatan pembuatan prototype becak kayuh dengan tenaga penguat alternatif dalam hal ini menggunakan tenaga listrik. Pada 2023 kemudian melaksanakan pengadaan becak kayuh dengan tenaga alternatif tenaga listrik sejumlah 50 unit,” terang Ni Made.
Selain demi mempertahankan eksistensi becak kayuh, disebutkan Ni Made, pengadaan Berkreatif tenaga listrik ini guna mendukung program no emission zone, khususnya di kawasan Sumbu Filosofi.
BACA JUGA:Peringatan Hari Ibu di DIY, 8 Perempuan Terima Anugerah Gender Champion dari Sri Sultan Kemudian, untuk mendukung operasional becak kayuh tenaga alternatif, selanjutnya pada 2023 ini dibangun charging station yang dapat digunakan untuk mengisi daya bagi becak Listrik. Charging station tersebut dibangun terintegrasi dengan lokasi parkir ketandan.
”Harapannya dapat memberikan pelayanan kepada pengguna parkir untuk menuju Malioboro dengan menggunakan kendaraan tradisional. Lokasi charging station berada di tempat khusus parkir Ketandan di jalan Ketandan Wetan, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta dan bersumber dari anggaran dana keistimewaan,” jelas Ni Made.
Lebih lanjut Ni Made mengutarakan, dalam mewujudkan kawasan no emision zone di kawasan Sumbu Filosofi, maka selain kendaraan tradisional, ke depan, sarana angkutan umum akan menjadi target penurunan emisi. Yaitu dengan melakukan pengadaan bus listrik untuk angkutan umum pada 2024. BACA JUGA:Pemda DIY Kembali Raih Anugerah Parahita Ekapraya Kategori Utama
Tak hanya itu, dalam mendukung operasional kendaraan angkutan umum Trans Jogja, pada tahun 2023 ini, Dishub DIY juga telah melaksanakan pembangunan Public Transport Information System atau PTIS.
PTIS pada trans Jogja merupakan teknologi inovatif yang memudahkan pengguna transportasi umum dalam mendapatkan informasi perjalanan terkini. PTIS menampilkan estimasi waktu kedatangan bus yang dapat memproses data lalu lintas secara cermat untuk memberikan perkiraan yang akurat. (*)