Menurut Gunawan, para penawar pinjol ini cukup agresif. Mereka menawarkan pinjaman dari rumah kos satu ke rumah kos lain hingga kafe ke kafe untuk mencari kreditur.
"Penawarannya dari kos ke kos, bahkan sampai kafe ke kafe itu banyak makelar pinjol," sebut Gunawan.
Para mahasiswa tidak sedikit yang tergiur karena dalam proses pencairannya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Hal inilah yang membuat pihak kampus tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan pencegahan lantaran berada di luar lingkungan kampus.
BACA JUGA:6 Perbedaan Budaya Kuliah dan Sekolah yang Biasanya Bikin Mahasiswa Baru Kaget!
"Susah mereka operasi malam juga. Kalau kita di UMY, mahasiswa akrab dengan dosen. Tiap Selasa sarapan gratis bareng biasanya pada cerita. Ya edukasi di situ," ujar dia.
Meski demikian, Gunawan memastikan jika sebagian besar hutang pinjol yang dipinjam mahasiswa sudah lunas. "Bunganya cukup tinggi ada yang 25 persen ada yang 20 persen," kata dia.
BACA JUGA:Cara Pinjam Saldo DANA Tanpa KTP, Dijamin Cair Bisa Bayar Nanti
Mahasiswa yang meminjam melalui aplikasi pinjol untuk membeli gawai terjerat utang Rp 5 juta, sedangkan Rp 10 juta biasanya digunakan untuk ganti motor.
Beruntung, para mahasiswa yang terjerat pinjol ini tidak sampai berpengaruh pada perkuliahan. Sebagian besar juga sudah lunas.