DISWAY JOGJA - Pada tahun 1952 Presiden Soekarno pernah mendatangi salah sebuah pelosok di Tegal, Jawa Tengah. Disana dia membangun sebuah waduk yang diberi nama Waduk Cacaban. Ternyata, nama itu merupakan nama pemberian dari Presiden Soekarno.
Waduk Cacaban merupakan warisan Presiden Soekarno, meski kelahiran waduk cacaban berawal dari gagasan pemerintah kolonial Belanda. Keberadaan Waduk Cacaban adalah berkah Tuhan yang tiada duanya. Dengan adanya waduk ini membuktikan bahwa di wilayah Kecamatan Kedung banteng dan sekitarnya merupakan daerah subur. Luas Waduk Cacaban 928,7 hektar dan berisi air sebanyak 90 juta M³. Waduk ini didukung dengan latar belakang pemandangan hutan, panorama perbukitan, pulau-pulau kecil yang dapat dikunjungi. Keberadaan Waduk Cacaban ternyata tidak sekadar urusan pertanian dan irigasi melainkan untuk melepas kepenatan sebagai destinasi asyik. Ide gagasan pembangunan mencuat pada tahun 1914 saat kolonial Belanda mencengkeram bangsa Indonesia. Meskipun gagasan datang dari penjajah namun, oleh Pemerintah Indonesia tidak serta merta ditampik. Hal itu senyampang fungsi atau pemanfaatannya cukup vital bagi kehidupan para petani yang memang perlu adanya suplai air. BACA JUGA:Kalian Berkunjung ke Tegal? Jangan Sampai Tidak Mampir ke Wisata Baharinya! Berikut 6 Daftar Tempatnya Dengan melihat pemanfaatan bagi masyarakat grassroots, Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno memandang perlu gagasan itu direalisasikan. Pada tanggal 16 September 1952, Soekarno meletakan batu pertama untuk pembangunan. Pada bulan Januari 1959 bangunan Waduk Cacaban akhirnya selesai dan diresmikan Soekarno melalui Pejabat Presiden Mr. Sartono. Karena letak Waduk Cacaban berada di dataran tinggi pegunungan, pemandangan di sekitarnya banyak menyuguhkan panorama memesona dikelilingi perbukitan dan jajaran pepohonan yang ada di hutan-hutan. Yang demikian memancing para pelancong berbondong ke Waduk Cacaban. Di tempat ini selain pelancong dapat memandang lepas ke arah gunung, perbukitan, hutan, dan kilau air cacaban. Di sini, mereka dapat menikmati perahu wisata untuk mengitari seluar waduk. Arena untuk bumi perkemahan pun tergelar cukup luas di bawah gundukan tanah bukit hijau royo-royo rerumputan. Bagi mereka yang punya hobi memancing sangat memungkinkan. “Di Cacaban kami pun sering memanfaatkannya untuk pembuatan syuting film dan menjadi obyek pembuatan video klip lagu. Panoramanya asyik. Ada hutan, bukit-bukit dan air Cacaban yang melimpah. Jika malam pas bulan purnama, keindahan alam Cacaban makin menjadi daya tarik yang tidak bisa kami jumpai di kota!” ujar Yuliyanto, salah satu kameramen asal Tegal yang pernah membuat video klip album Tegalan “Titisan Bintang”. Waduk Cacaban menjanjikan sebuah destinasi keluarga. Di area Cacaban yang luas pengunjung dapat menikmati indahnya bukit Savana yang mengelilingi waduk. Karena keunikan perbukitan itu banyak pengunjung menyebutnya Bukit Teletubbies. Selain adanya bukit itu pengunjung dapat menyaksikan Gunung Semar yang menjulang seakan sedang bersenda gurau dengan awan-awan dan kabut. Di selatan Cacaban bercokol tegak lurus kemegahan Gunung Slamet. Jika musim kemarau menjelang rerumputan di perbukitan tampak kuning kecokelatan. Justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembuat video klip pasalnya perbukitan yang bertengger laksana diselimuti karpet warna cerah. Dipadu dengan warna perairan hijau di danau sehingga menciptakan pemandangan eksotis. Untuk pengunjung yang ingin menuju ke Bukit Teletubbies dapat menggunakan perahu. Berselfie ria di Savana menjadi sebuah keindahan. Tarif menggunakan perahu pengunjung hanya membayar Rp 15. 000. Mereka dapat singgah di Bukit Teletubbies atau di pulau-pulau kecil. Di atas perahu pengunjung dapat merasakan terpaan angin sejuk. Nah out tadi ulasan mengenai asal muasal waduk cacaban tegal. So untuk kalian yang sedang liburan ke tegal jangan lupa singgah ke waduk cacaban ya. (*)Asal Muasal Waduk Cacaban! Banyak yang Belum Tau Kalau Tempat Wisata Ini Sangat Kaya akan Pemandangan Alamnya
Selasa 25-07-2023,18:43 WIB
Reporter : Roozika Pratama
Editor : Roozika Pratama
Kategori :
Terkait
Senin 18-11-2024,15:11 WIB
Di Tahun 2025 Wisatawan yang Berencana ke Luar Negeri Semakin Meningkat
Sabtu 16-11-2024,13:52 WIB
Wukirsari Resmi Dapatkan Penghargaan Sebagai Satu dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024
Selasa 12-11-2024,17:35 WIB
Pemerintah Kalurahan Pucung Siap Transformasi Wotawati dengan Nuansa Kerajaan, Cek Disini
Selasa 12-11-2024,13:51 WIB
Pemkab Bantul Diminta Kelola Agrowisata Bukit Dermo Secara Berbeda Agar Bisa Menarik Wisatawan
Sabtu 02-11-2024,08:46 WIB
Desa Wisata Krebet Bantul, Dapat Banyak Penghargaan Karena Punya Program Unggulan, Simak Ulasan Berikut
Terpopuler
Minggu 24-11-2024,18:11 WIB
Dari Digitalisasi Desa hingga Target Zero Waste, Kustini Janji Akan Buat Sleman Jadi Lebih Baik
Minggu 24-11-2024,18:04 WIB
Kurangi dan Tekan Angka TBC, Pemkot Yogyakarta Layani Pemeriksaan Gratis di 18 Titik Puskesmas
Minggu 24-11-2024,12:14 WIB
Begini Komitmen Ketiga Paslon Pilkada Jogja 2024 untuk Menciptakan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
Minggu 24-11-2024,12:18 WIB
Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja, Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda
Minggu 24-11-2024,16:52 WIB
Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini-Sukamto di Pilkada Sleman 2024, Ini Alasannya
Terkini
Minggu 24-11-2024,18:12 WIB
Gagal Gelar Kampanye Akbar Menjelang Masa Tenang, Tim Paslon Harda Danang Punya Opsi Lain
Minggu 24-11-2024,18:11 WIB
Dari Digitalisasi Desa hingga Target Zero Waste, Kustini Janji Akan Buat Sleman Jadi Lebih Baik
Minggu 24-11-2024,18:09 WIB
Cegah KKN di Wilayah Jogja, Afnan Singgih Siapkan Reward and Punishment Demi Pemerintahan yang Sehat
Minggu 24-11-2024,18:07 WIB
Semarakkan Hari Agraria dan Tata Ruang, Dispertaru Jogja Komitmen Ciptakan Lingkungan Ramah dan Berkelanjutan
Minggu 24-11-2024,18:05 WIB