Irjen Teddy Intai Narkoba 2 Ton Oktober 2019, Pernyataannya Keluar Uang Pribadi Rp20 M

Senin 17-10-2022,08:32 WIB
Editor : Imron Rosadi

JAKARTA, DISWAYJOGJA.ID – Kapolda Jatim yang gagal dilantik, Irjen Pol Teddy Minahasa pernah melakukan operasi pengintaian narkoba 2 ton di Selat Malaka pada Oktober 2019.

Akan tetapi hasilnya gagal total meskipun sudah sampai beberapa kali bolak-balik dari Jakarta ke Laut China Selatan.

Bahkan katanya, Teddy Minahasa rela mengeluarkan uang hingga Rp20 miliar dari kantong pribadi untuk melancarkan misinya itu.

BACA JUGA:Teddy Minahasa Kehilangan Rp20 M dari Kantong Pribadi?, Berikut Klarifikasi ‘Ngawur’nya

Dalam keterangannya yang menyebar di medsos, teddy Minahasa tidak menyebut kapan melakukan pengintaian narkoba di Laut China Selatan.

Namun sumber wartawan senior Dahlan Iskan bisa menjelaskan agak rinci soal giat Teddy Minahasa di Selat Malaka ini.

Lalu, kapan dilakukan operasi narkoba Laut China Selatan?

Operasi narkoba di Laut China Selatan itu dilakukan ketika Teddy masih menjadi staf ahli manajemen kapolri. Ia menjabat staf ahli itu 26 April 2019 sampai 25 Agustus 2021.

Teddy Minahasa melakukan operasi narkoba Laut China Selatan setelah mendapatkan informasi dari Linda.

BACA JUGA:Kapolda Jatim Teddy Minahasa Ditangkap Div Propam, Kapolri: Nanti Saya Jelaskan Setelah dari Istana

Tahun 2019 itu, Oktober, Teddy mendapat info dari Linda: ada narkoba dalam jumlah 2 ton di Laut China Selatan. Mau dimasukkan ke Indonesia.

Teddy merasa info itu begitu seksi. Bisa dipakai menunjukkan prestasi besar. Agar karirnya yang tidak cemerlang bisa lebih mengilap.

Maka Teddy minta izin atasannya untuk menangani penangkapan narkoba itu. Juga membentuk tim cukup besar. Menyewa kapal dan speedboat. Tentu yang punya kemampuan menjelajah Laut China Selatan.

Berhari-hari di Laut China Selatan Teddy belum bisa menangkap penyelundupan itu. Bekal pun habis. Balik ke Jakarta. Harus menyiapkan bekal baru. Tidak ada anggaran dari Polri. Semua pakai biaya pribadi Teddy. Termasuk cari pinjaman.

BACA JUGA:Bambang Tri Ditetapkan Sebagai Tersangka, Ini Pasal yang Menjeratnya

Setelah mendapat bekal tambahan, tim pemburu ini berangkat lagi ke Laut China Selatan. Gagal lagi. Dan gagal lagi.

Sekitar satu bulan Teddy dan timnya bolak-balik ke Laut China Selatan. Demi memupuk prestasi diri. Demi karir yang lebih tinggi.

“Gagal total. Babak belur. Teddy merasa ditipu Linda,” kata Dahlan Iskan dalam tulisannya dikutip dari Disway.id, Senin 17 Oktober 2022.

Berikut klarifikasi lengkap Irjen Teddy Minahasa Putra sebagaimana yang beredar di kalangan wartawan pada Jumat sore 14 Oktober 2022 seperti dikutip Pojoksatu.id.

BACA JUGA:Usai Unggah Foto Sujud Massal Akun Polresta Malang Diretas, Tulisan Minta Maaf Lenyap?

SAYA BUKAN PENGGUNA ATAU PENGEDAR NARKOBA

1). PENGGUNA :

a. Saya menjalani tindakan suntik lutut, spinal, dan engkel kaki pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2022 jam 19.00 di Vinski Tower, oleh dr. Deby Vinski, dr. Langga, dr. Charles, dr. Risha, dan anastesi (bius total) oelh dr. Mahardika selama 2 jam.

b. Besoknya, hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022 jam 10.00 saya menjalani tindakan perawatan akar gigi di RS. Medistra oleh drg. Hilly Gayatri, dan tim dokter oleh RS Medistra.
Juga dibius total selama 3 jam.

c. Pada hari Kamis, tanggal 13 Oktober 2022 sepulang dari RS Medistra, saya langsung ke Divpropam Mabes Polri untuk mengklarifikasi tuduhan bahwa saya “membantu” mengedarkan narkoba, kemudian jam 19.00 saya diambil sampel darah dan urine.
Ya pasti positif karena dalam obat bius (anastesi) terkandung unsur narkoba.

BACA JUGA:Belum Koalaisi, NasDem, PKS dan Demokrat Sudah Bentuk Tim Tentukan Cawapres Dampingi Anies Baswedan

2. PENGEDAR :

a. Pada sekitar bulan April – Mei, Polres Kota Bukittinggi mengungkap kasus narkoba sebesar 41,4 kg.

Pemusnahan barang bukti dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022.

Dan pada proses pemusnahan barang bukti ini, Kapolres Kota Bukittinggi beserta orang dekatnya melakukan penyisihan barang bukti narkoba tersebut sebesar 1% untuk kepentingan dinas.

Kemudian pada tanggal 20 Oktober 2022 Kapolres Kota Bukittinggi terkena mutasi (pindah tugas ke Biro Logistik Polda Sumbar).

Ini tentunya membuat kekecewaan yang mendalam oleh Kapolres Kota Bukittinggi saat itu, karena ekspektasinya adalah dapat prestasi dan bisa dinaikkan pangkatnya menjadi Kombes. Pol. seiring dengan rencana kenaikan tipe polres kota Bukittinggi. (sekarang sudah naik tipe).

Saya sebagai Kapolda disebut telah memberikan perintah penyisihan barang bukti narkoba tersebut.

BACA JUGA:Tiga Oknum Polisi Medan Rampas Sepeda Motor Warga, Lemkapi Minta Mereka Dipecat

b. Pada tanggal 23 Juni 2022 ada orang yang pernah menipu saya soal informasi penyelundupan narkoba sebesar 2 ton melalui jalur laut bernama Anita alias Linda, yang membuat saya rugi hampir 20 M untuk biaya operasi penangkapan di Laut China Selatan dan sepanjang Selat Malaka dari kantong pribadi, menghubungi saya untuk minta melanjutkan kerja sama dengan saya yaitu menjual pusaka kepada Sultan Brunai Darussalam serta minta biaya operasional untuk berangkat ke Brunai Darussalam.

Namun saya tidak berikan dan saya tawarkan untuk berkenalan dengan Kapolres Kota Bukittinggi karena ybs ada barang sitaan narkoba.

c. Sesungguhnya, niatan saya adalah untuk melakukan penangkapan thd Linda yang akan dilakukan oleh Kapolres Kota Bukittinggi dengan tujuan :

BACA JUGA:Airlangga-Puan Bersatu, Akademisi Universitas Sahid: Anies dan Prabowo Mudah Terpental

1. Anita alias Linda masuk penjara dan terbalaskan kekecewaan saya saat dibohongi selama operasi penangkapan di Laut China Selatan dan Selat Malaka.

2. Kapolres Kota Bukittinggi mendapatkan reward dari pimpinan karena berhasil menangkap langsung Anita alias Linda.

d. Namun ternyata implementasi dari teknik delivery control maupun under cover oleh Kapolres tidak dilakukan secara prosedural.

Di sinilah saya disebut terlibat telah memperkenalkan Anita alias Linda kepada Kapolres Kota Bukittinggi untuk transaksi narkoba.

BACA JUGA:Anies Baswedan Yakin KPK Profesional Dalam Jalani Tugas Soal Formula E

Padahal saya tidak pernah tahu yang sesungguhnya atas wujud dari narkoba yg disisihkan tersebut, tidak pernah melihat barangnya, tidak tahu jumlahnya, dan tidak tahu disimpan dimana. Sehingga saya juga tidak yakin bahwa Kapolres Kota Bukittinggi benar-benar telah menyisihkan sebagian dari barang bukti narkoba tersebut atau tidak.

3). Saya bersumpah di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa saya tidak pernah sekalipun mengkonsumsi narkoba apalagi menjadi pengedar narkoba secara ilegal.

Namun, saya menghormati proses hukum yang ada dan saya setia kepada negara dan institusi saya (POLRI).

Salam hormat : TM. (*)

Kategori :