JAKARTA (Disway Jogja) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan semua negara harus bersiap menghadapi ketidakpastian situasi global, khususnya Indonesia. Menurutnya, hal itu harus diwaspadai setelah Amerika Serikat (AS) menaikan suku bunga karena bisa menimbulkan krisis di berbagai belahan dunia.
"Indonesia harus melihat guncangan ini, kami harus menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Kami tidak ingin hanya ekonomi pulih tetapi masyarakat kondisinya membaik," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan DPD RI, Selasa (7/6). Selain itu, Sri Mulyani juga mewaspadai lonjakan harga sejumlah bahan pangan dan energi yang bisa menimbulkan inflasi tinggi di sejumlah negara. "Di Indonesia tidak semua harga bisa ditahan agar tidak berdampak kepada masyarakat," ungkapnya. Karena itu, pemerintah berupaya keras menjaga daya beli masyarakat. Sri Mulyani mengaku pemerintah tidak mampu menahan semua beban harga karena bisa menyebabkan pembengkakan subsidi. "Pemerintah melindungi daya beli masyarakat dengan harga sedapat mungkin yang kami tahan, tidak semuanya," kata Sri Mulyani.Sri Mulyani menjelaskan sampai saat ini kenaikan ekstrem harga komoditas membuat inflasi naik, seperti di Turki mencapai 74 persen, sedangkan di Indonesia telah mencapai 3,5 persen. Kemudian, beberapa negara lain yang sudah mengalami tekanan tersebut, yakni Sri Lanka, Pakistan, Argentina. Menurut Sri Mulyani, peningkatan harga tidak hanya berdampak pada inflasi tetapi juga pelebaran defisit. "Saya bicara dengan Menkeu Mesir mereka merasakan harga minyak naik. Defisit APBN Mesir enam persen. Ini memberikan perbandingan bahwa semua konsekuensinya ada di mana-mana," tegas Sri Mulyani. (jpnn/wan)