Magis Dunia Dan Keajaiban Alam Serta Spiritual di Atas Awan Puncak Ende, Cek Info Lengkapnya Disini
Keindahan di Atas Awan Puncak Ende--
diswayjogja.id – Nusa Tenggara Timur (NTT) seolah tidak pernah habis menyuguhkan permata tersembunyi bagi para pelancong yang haus akan petualangan autentik. Di balik gugusan pulau-pulaunya yang eksotis, terdapat sebuah titik koordinat yang menyimpan keajaiban geologis sekaligus spiritual yang sangat mendalam, yakni Gunung Kelimutu. Terletak di Kabupaten Ende, destinasi ini telah lama menjadi ikon pariwisata Indonesia berkat fenomena danau kawahnya yang unik. Keindahan yang ditawarkan bukan sekadar pemandangan alam biasa, melainkan sebuah simfoni visual yang memadukan gradasi warna air danau yang bisa berubah-ubah dengan kabut tipis pegunungan yang menyelimuti puncaknya.
Perjalanan menuju puncak Kelimutu merupakan sebuah ziarah visual yang menantang sekaligus menenangkan. Bagi wisatawan yang datang dari luar daerah, rute perjalanan biasanya melibatkan penerbangan menuju Kupang sebelum akhirnya mendarat di Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende. Meski terdengar melelahkan, setiap jengkal perjalanan darat dari pusat kota menuju gerbang Taman Nasional Kelimutu menyajikan panorama hijau yang menyegarkan mata. Jalanan yang berkelok menembus perbukitan menjadi pengantar yang sempurna sebelum kaki melangkah lebih jauh menuju atap Kabupaten Ende yang megah.
Daya tarik utama Kelimutu terletak pada tiga danau kawah yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Fenomena perubahan warna air danau secara periodik menjadi teka-teki ilmiah yang menarik minat para peneliti dunia, sekaligus menjadi sumber mitos yang dipegang teguh oleh masyarakat lokal. Di tempat ini, batas antara logika sains dan keyakinan adat seolah melebur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Pengunjung tidak hanya diajak untuk mengagumi keindahan fisik danau, tetapi juga didorong untuk memahami nilai-nilai luhur yang dijaga secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar.
Mengunjungi Kelimutu adalah tentang menemukan waktu yang tepat untuk menyatu dengan alam. Ada saat-saat tertentu di mana gunung ini menunjukkan wajah terbaiknya, terutama ketika sinar matahari pertama kali menyentuh permukaan air danau yang tenang. Momen matahari terbit (sunrise) di puncak Kelimutu sering disebut sebagai salah satu pemandangan paling dramatis di Indonesia Timur. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai keunikan ketiga danau tersebut, kaitan eratnya dengan tradisi Suku Lio, serta tips bagi Anda yang ingin mengejar momen magis di sana.
BACA JUGA : Ruang Terbuka Ikonik yang Menyimpan Jejak Peradaban Kota Purworejo, Simak Ulasan Lengkapnya Disini
BACA JUGA : Jejak Islam di Aceh Jadi Simbol Ketahanan Iman di Perbatasan Samudra
Menjelajahi Kedalaman Mitos Tiga Warna
Setelah menempuh perjalanan darat selama kurang lebih dua jam, pengunjung akan tiba di area parkir Taman Nasional. Dari titik tersebut, diperlukan trekking ringan dengan durasi sekitar 30 menit melalui jalur yang sudah tertata rapi. Begitu sampai di area pandang utama, segala rasa letih akan langsung terbayar lunas. Di depan mata, terhampar kawah-kawah raksasa yang berisi air dengan warna yang kontras, biasanya tampil dalam nuansa hijau, biru, dan hitam pekat.
Secara ilmiah, perubahan warna ini dipengaruhi oleh aktivitas gas vulkanik di bawah kawah, kandungan mineral yang terlarut, hingga reaksi kimia yang dipicu oleh intensitas cahaya matahari. Namun, bagi Suku Lio yang bermukim di sekitar kaki gunung, fenomena ini adalah pesan dari alam. Ketiga danau tersebut memiliki identitas spiritual masing-masing yang sangat sakral:
Tiwu Ata Mbupu
Danau ini dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal dunia. Warna airnya sering kali berubah menjadi biru tua atau putih.
Tiwu Nuwa Muri Koo Fai
Area ini diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi arwah pemuda dan pemudi. Danau ini biasanya memiliki warna hijau yang cerah dan menenangkan.
Tiwu Ata Polo
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: