Noe Letto: Gen Z Butuh Sumber Primer, Seni, dan Kolaborasi untuk Lawan Korupsi
Noe Letto berbicara dalam sesi Nada Wicara Hakordia 2025, Yogyakarta, Sabtu (6/12/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Musisi Noe Letto menekankan pentingnya transparansi informasi pemerintah, khususnya lembaga antikorupsi, untuk menjawab keresahan generasi muda di era digital.
Hal itu ia sampaikan dalam sesi Nada Wicara pada rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Yogyakarta, Sabtu (6/12/2025).
Menurutnya, keresahan Gen Z dan masyarakat sebenarnya sederhana, mereka ingin mengetahui langsung apa yang terjadi di negeri ini, bukan hanya menerima informasi yang telah dipelintir atau diperkuat oleh mesin opini di media sosial.
"Kok kita nggak tahu sih apa yang terjadi? Masa tahunya dari buzzer? Masa tahunya dari trending topic?” katanya.
Ia menegaskan bahwa publik, terutama generasi muda, ingin mendengar langsung dari lembaga yang memegang informasi utama, termasuk KPK.
Dengan begitu, masyarakat tidak perlu bergantung pada isu liar maupun rumor yang mudah memecah belah.
BACA JUGA : Ketua KPK Setyo Budiyanto Jelaskan OTT ‘Operasi Tangkap Tikus’
BACA JUGA : Inspirasi Perjalanan di Akhir Pekan, Simak 5 Tempat Wisata Unggulan di Salatiga dengan Potensi Luar Biasa
"Kita maunya dengar langsung dari sumbernya. Terutama KPK, yang punya sumber informasi yang bisa digali terus-menerus. Jadi ada update terus,” ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa minimnya sumber primer dari pemerintah selama ini membuat publik merasa tidak dilibatkan dalam proses pembangunan.
Ia menilai bahwa keterbukaan informasi adalah kunci menjaga kepercayaan masyarakat dan meredam kegaduhan di ruang digital.
“Kita di media sosial itu jangan tahunya dari isu, jangan dari rumor, tapi dari sumber primer. Itu yang membuat masyarakat sering ribut, karena minimnya sumber primer dari pemerintah,” tuturnya.
Untuk itu, ia mendorong kolaborasi lebih aktif di media sosial antara lembaga pemerintah dan masyarakat.
Ia menyebut platform digital sebagai ruang strategis untuk edukasi, klarifikasi, serta penyebaran informasi langsung yang dapat memperkuat literasi antikorupsi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: