Jelajahi Cita Rasa Legendaris Bakmi BBT di Jakarta Timur, Simak Ulasan Lengkapnya Disini
Bakmi BBT di Jakarta Timur--
diswayjogja.id - Dalam hiruk pikuk metropolitan Jakarta, sering kali terdapat permata kuliner tersembunyi yang luput dari perhatian publik. Bukan di pusat perbelanjaan mewah atau kawasan kuliner modern, melainkan di sudut-sudut jalan yang sederhana, tempat di mana sejarah dan cita rasa otentik masih dijaga dengan teguh. Mencari kuliner legendaris memang membutuhkan sedikit usaha ekstra, namun imbalannya adalah pengalaman bersantap yang tidak hanya memuaskan perut, tetapi juga menghadirkan kembali kenangan masa lampau.
Di sisi Jalan Matraman Raya, Bakmi BBT sekilas mungkin tidak terlihat istimewa. Tampilannya yang jadul dan sederhana layaknya toko kelontong era 1970-an justru menjadi daya tarik tersendiri. Bangunan dengan cat berwarna hijau muda yang pudar seolah membawa setiap pengunjungnya kembali ke masa lalu, saat kehidupan berjalan lebih lambat dan warung makan tradisional menjadi pusat interaksi sosial.
Tanpa papan nama yang mencolok, hanya mereka yang tahu atau bertekad mencari yang akan menemukan kehangatan dan kelezatan di dalamnya. Di balik kesederhanaan tersebut, Bakmi BBT menyimpan kisah yang kaya. Dahulu, warung ini bukanlah kedai bakmi, melainkan sebuah toko kelontong yang menjadi tumpuan warga sekitar.
Hingga pada tahun 1978, sang pemilik memutuskan untuk beralih haluan, mengubah toko kelontongnya menjadi warung bakmi dengan resep keluarga. Keputusan ini terbukti tepat, karena dari situlah Bakmi BBT mulai dikenal luas dan menjelma menjadi ikon kuliner yang melegenda di Jakarta Timur.
BACA JUGA : Daftar Macam Makanan Khas Pekalongan Paling Ikonik, Menggugah Selera dengan Lezatnya Bikin Ketagihan
BACA JUGA : Rekomendasi Makanan Enak di Cibubur Anti Nyesel, Simak Ulasan Lengkapnya
Sejarah dan Nuansa Klasik dari Warung Sederhana
Memasuki area Bakmi BBT, kita akan disambut oleh suasana yang penuh nostalgia. Ruangannya, meski tidak terlalu besar, dirancang memanjang ke dalam, mampu menampung sekitar 20 hingga 50 pengunjung. Area depan difungsikan sebagai dapur terbuka di mana setiap pesanan diracik langsung di hadapan para pembeli, menyajikan pemandangan yang menambah selera makan. Dinding-dindingnya yang dicat dengan warna hijau muda menghadirkan kesan lawas yang menenangkan. Meskipun sudah berumur, kebersihan warung ini tetap terjaga dengan baik, mencerminkan komitmen pemiliknya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan setianya.
Nama "Babah Tong" bukan sekadar label, melainkan identitas yang membawa cerita perjuangan. Keputusan untuk beralih profesi pada tahun 1978, di saat ekonomi Indonesia sedang bergejolak, menunjukkan keberanian dan keyakinan akan resep bakminya. Dari sinilah, warung ini tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga sebuah narasi tentang warisan, ketekunan, dan cinta pada masakan. Kecepatan pelayanan yang tetap terjaga hingga saat ini, membuktikan bahwa semangat awal tersebut masih terus bergelora di dapur Bakmi BBT.
Cita Rasa Autentik pada Bakmi Bakso Pangsit yang Melegenda
Keunikan utama dari bakmi ini terletak pada tekstur mienya yang sedikit tebal, mengingatkan pada mie karet, namun dengan karakteristik yang lebih kenyal dan lembut di lidah. Ini adalah jenis mie yang mampu menyerap bumbu dengan sempurna, memastikan setiap helainya sarat dengan cita rasa.
Ayam cincang manis yang menjadi topping adalah bintang utamanya. Potongan daging ayamnya tidak terlalu halus, memberikan sensasi gigitan yang padat dan melimpah. Porsi yang disajikan juga sangat banyak, menjadikannya pilihan ideal untuk mereka yang ingin kenyang. Bakso sapinya memiliki tekstur halus namun terasa padat dagingnya, sementara pangsitnya lembut dengan isian adonan ayam yang lezat.
BACA JUGA : Matcha Hits Bandung Ini Antrinya Gak Ngotak! Kalian Udah Pernah Cobain?
BACA JUGA : Keren! Baru Buka Menu Ayam Goreng Sampai Iga Bakar Laku 30kg, Cek Lokasi dan Info Lengkapnya Disini
Ragam Pilihan Lezat di Luar Bakmi Ayam
Selain menu bakmi utamanya, Bakmi BBT juga menawarkan varian lain yang patut dicicipi. Salah satunya adalah Bihun Bakso (Rp 43.000). Meskipun bumbu dan komposisinya serupa dengan bakmi, sensasi yang ditawarkan bihun jagung ini berbeda. Teksturnya yang lebih ringan dan lembut membuat racikan minyak ayam dan bumbu meresap sempurna, memastikan tidak ada rasa hambar di setiap suapan. Kuah kaldu pendampingnya pun memiliki rasa yang pas, tidak terlalu asin, sehingga tidak mengalahkan rasa utama bihun. Bagi penggemar hidangan tumisan, Mie Goreng (Rp 47.000) di sini menjadi pilihan yang sangat direkomendasikan.
Bakso goreng ini dibuat dari adonan daging udang yang padat dan tidak kopong seperti bakso goreng pada umumnya. Rasanya yang gurih dan aroma udang yang harum menjadi semakin lezat saat dicocol dengan sambal pedas khas warung ini. Teksturnya yang renyah di luar dan kenyal di dalam menjadikannya pendamping sempurna untuk hidangan utama.
Lebih dari Sekadar Bakmi: Pilihan Menu Lainnya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: