Hadapi Persebaya Surabaya, Paul Van Gastel Minta Pemain PSIM Jaga Level Intensitas Super League

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - PSIM Jogja bakal melakoni laga perdana Super League musim 2025/2026 melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jumat (8/8/2025) malam. 

Laga tersebut menjadi momen bersejarah skuad Laskar Mataram di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, usai pertama kali tampil terakhir di Divisi Utama Indonesia pada musim 2007-2008.  

Pelatih kepala Jean-Paul Van Gastel, menuturkan progres positif dalam persiapan tim, khususnya upaya adaptasi pemain yang sebelumnya berkompetisi di Liga 2. 

“Progres tim yang telah dikerjakan sampai saat ini adalah membuat para pemain yang berasal dari Liga 2 untuk beradaptasi dengan intensitas yang berbeda, karena kita sudah berada di Super League,” ungkap Van Gastel, dalam keterangan resmi klub, Jumat (8/8/2025). 

BACA JUGA : Dinilai Layak Digunakan, PSIM Jogja Sebut Alternatif Home Base di Stadion Sultan Agung

BACA JUGA : Home Base PSIM Jogja, Hasto Wardoyo: Diputuskan di Tempat Terkendali

Van Gastel memastikan atmosfer laga besar di GBT bakal disambut dengan penuh gairah oleh setiap pemain. Menurutnya, dukungan suporter Persebaya justru akan menjadi pemacu semangat tersendiri bagi PSIM Jogja. 

“Bagi saya, kalau bermain dengan dilihat banyak penonton akan meningkatkan semangat, memacu adrenalin juga. Saya sangat menikmati pertandingannya,” katanya. 

Tak hanya fisik, analisa mendalam terhadap kekuatan tuan rumah sudah menjadi fokus utama staf pelatih. 

“Persiapan untuk laga perdana adalah fisik, taktik, kemudian kita juga sudah menganalisa lawan. Itu akan kita terapkan dalam permainan,” jelasnya. 

BACA JUGA : Menang Tipis dari PSIS, Paul Van Gastel Soroti Intensitas dan Finishing Pemain PSIM Jogja

BACA JUGA :  Soal Home Base PSIM Jogja, Bupati Sleman Harda: Kalau Mau ke Sleman, Ya Segera Diselesaikan

Jean-Paul Van Gastel menyadari betul tantangan berat di Super League, utamanya berkaitan dengan intensitas permainan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Liga 2. 

“Karena kita akan punya banyak intensitas tinggi nantinya di Super League, jadi kita akan merubah cara bermain dan berpikirnya untuk beradaptasi di Super League,” terang pelatih asal Belanda tersebut.

Sumber: